18 Oktober 2009

CLOVER LEAF

Sekitar 1966 di Markt, Holland, berdiri sebuah band beraliran rythm and blues bernama Take Five. Band ini dibentuk dari hasil kongkow-kongkow Wil Butters (Willy Malakusea) yang juga dikenal dengan panggilan 'de butter', Ruud Wenzel, dan Rob Joling dari band Clover 5. Ketiga orang ini lalu mengajak drumer Adrie Voorheijen (mantan Les Richards) dan gitaris Ruud Koeasi dari band The Rockin' Teens yang berasal dari Breda untuk ikut bergabung.

Tak lama setelah resmi terbentuk, Take Five segera menarik agensi 'Roulette' yang diasuh oleh Jacq van Loon dan Adrie Voeheijen untuk mengurus promosi mereka. Dalam waktu singkat, Take Five pun mendapat tempat manggung di berbagai tempat. Sayang, di saat band ini mulai berkembang, penyanyi utama mereka, Willy 'de butter' Malakusea, mengundurkan diri untuk masuk ke band lain, Windfall. Tapi, kekosongan ini tak berlangsung lama, karena Take Five berhasil mendapatkan seorang penyanyi muda berambut kribo dari Indonesia bernama Achmad Albar.

Dengan formasi baru ini, Take Five menjadi semakin solid sehingga dengan mudah mereka berhasil bersaing dengan band-band Belanda lainnya. Tak hanya itu, mereka pun mendapat tempat manggung rutin di Bar Dancing DE AAP di Markt. Selain karena musik mereka yang "nge-beat", Take Five juga banyak terbantu oleh sosok Achmad Albar, yang selain pernah memenangkan Talenten Yacht Grand Gala (semacam kontes bakat untuk anak-anak muda) di TV Holland, ternyata juga pernah menjadi penyanyi tamu untuk band The Tee Set dan mendapat pujian dari penyanyi utama band tersebut, Peter Tettero.

Tahun 1967 Take Five membubarkan diri. Rob Joling pindah ke band Fanny Hill, Ruud Koeasi bergabung dengan The Hilltops, sedangkan Achmad Albar dan Adrie Voorheijen kelak mencapai kesuksesan di seluruh negeri dengan band barunya, Clover Leaf.



Clover Leaf (1968-1972)

Pada akhir 60-an, terbentuk sebuah band bernama Clover Leaf yang terdiri dari gitaris Eugene den Hoed, basis Jack Verburgt (keduanya mantan personel The Sparks), dan drumer Roy Stubbs (mantan personel 19th Dimension). Awalnya mereka adalah grup trio yang sering membawakan lagu-lagu Jimi Hendrix dan Cream di atas panggung. Tahun 1968, trio ini menggabungkan diri dengan band Reborn dari Rosendaal. Setelah satu bulan lebih, Reborn memutuskan untuk memisahkan diri dan mulai lagi dari awal, namun hanya drumer Roy Stubbs yang ikut bersama mereka.

Eugene den Hoed dan Jack Verburgt lalu bertemu dengan Achmad Albar dan drumer Adrie Voorheijen dari band asal Rosendaal yang lain, Take Five. Terkesan dengan suara dan penampilan Albar, Eugene dan Jack langsung mengajak mereka bergabung. Keputusan ini tidak salah, karena dalam waktu singkat formasi baru Clover Leaf ini segera membangun citra yang bagus. Apalagi Achmad Albar dengan rambut kribonya yang khas dan vokalnya yang luar biasa, memiliki semua syarat untuk menjadi seorang pop star. Untuk memperkuat musik mereka, manajer Jacq van Loon juga memasukkan pemain organ asal Tilburg, Marcel Lahaye, sementara Jack de Nijs mengurus kontrak Clover Leaf dengan Polydor.

Tahun 1969, single pertama mereka 'Time Will Show/Girl Where Are You Going To' dirilis dibawah label Polydor dan mendapat sambutan cukup baik. Melihat sambutan ini, tanpa menunggu lama, Clover Leaf segera merilis single kedua mereka, 'Grey Clouds/Love Really Changed Me'. Secara musikal, single-single awal Clover Leaf ini masih terpengaruh oleh gaya bermusik The Cats, Engelbert Humperdinck, maupun Bee Gees, terutama lagu 'Time Will Show'. Walau begitu, mereka mengambil langkah yang cukup berani, yaitu memasukkan unsur psychedelic dalam lagu 'Girl Where Are You Going To'. Saat mixing akhir, Clover Leaf juga menambahkan instrumen gesek/strings, bunyi-bunyian dari logam, dan sedikit koor untuk memperindah lagu-lagu mereka. Hasilnya terbukti sukses dan mendongkrak nama mereka sebagai band baru yang menjanjikan.

Tahun 1970 mereka merilis top 40 hits yang lain, 'What Kind of Man/Time of Troubles'. Ada sedikit perubahan warna pada single mereka kali ini, terutama pada lagu di sisi B mereka, 'Time of Troubles', yang bercorak rock dan menonjolkan distorsi gitar dari Eugene den Hoed. Walaupun musik mereka bisa digolongkan sebagai pop biasa, namun saat manggung, Clover Leaf biasa bermain sedikit lebih keras. Apalagi dengan tiga single hits di tangan, mereka sering tampil di berbagai panggung dan bisa disetarakan dengan band-band Belanda lain asuhan Jack de Nijs. Pada tahun-tahun itu, banyak band bagus yang berasal dari Belanda selatan yang sering tampil dalam Mr Albert Show, Dari Mr Albert Show inilah, nama Clover Leaf mulai menjadi perhatian. Namun, saat itu Achmad Albar masih belum menyadari bahwa jarak mereka menuju puncak ketenaran hanya tinggal sejengkal lagi...


'Don't Spoil My Day'

Masih di tahun 1970, Clover Leaf merilis single 'Don't Spoil My Day/Sweeter Better'. Tak disangka, lagu ini meroket ke top ten dan berhasil melambungkan nama Clover Leaf di Eropa. Hasilnya, perusahaan rekaman Decca (label yang juga merilis rekaman The Rolling Stones) merilis single ini di Inggris (Decca F 23101).

'Don't Spoil My Day' pun menjadi karya terbesar Clover Leaf yang membawa band ini ke puncak kariernya. Lagu ini memang memiliki seluruh syarat untuk menjadi sebuah hit besar: aransemen yang matang, ditambah bunyi-bunyian dari brass section yang meriah, dan dinyanyikan dengan sangat indah oleh Achmad Albar. Sementara di sisi B, 'Sweeter Better' yang bercorak rock and roll kembali menunjukkan sisi keras Clover Leaf setelah 'Time of Troubles' dari single sebelumnya. Sukses single 'Don't Spoil My Day' membuat Clover Leaf melakukan tur ke beberapa negara tetangga: Belgia, Luxemburg, Jerman Barat (waktu itu), Austria, dan lain-lain.

Bukan Sekedar Pelengkap

Banyak yang meragukan peran Achmad Albar dalam Clover Leaf. Terutama kontribusinya dalam penciptaan lagu. Kenyataannya, banyak dari lagu-lagu Clover Leaf adalah hasil kerjasama Albar dengan rekan-rekannya, diantaranya Girl Where Are You Going To (kerjasama dengan Jack de Nijs dan Jack Verburgt), Oh What A Day (kerjasama dengan Jack Verburgt), Such A Good Place (dengan Marcel Lahaye), Tell The World (dengan Jack de Nijs dan Ludwig Lemans), Come Home (dengan Ludwig Lemas) dan tentunya lagu abadi mereka, Don’t Spoil My Day (dengan Jack Verburgt). Ini merupakan pembuktikan Achmad Albar bahwa ia bukan sekedar pelengkap dalam Clover Leaf.

Setelah merilis singel Mister Lonesome/We Love Each Other pada tahun 1972, Achmad Albar mengajak Ludwig Lemans untuk berlibur ke Jakarta. Ternyata, Albar terkesan dengan perkembangan musik (terutama rock) di ibukota dan mengajak Lemans untuk ikut membentuk Godbless. Bersama Godbless, Lemans sempat manggung di Taman Ismail Marzuki pada tanggal 5 – 6 Mei 1973 dan Pesta Musik Suasana Kemerdekaan RI ke 28 (Summer 28) di Ragunan pada tanggal 18 Agustus 1973. Selain itu mereka juga muncul di film komedi musikal “Ambisi”. Ludwig Lemans sendiri sempat bergabung bersama band The Road (yang anggota lainnya adalah Deddy Dores, Donny Fatah, dan almarhum Fuad Hassan) dan merilis sebuah rekaman lagu-lagu pop. Setelah itu, Lemans kembali ke Belanda, sedangkan Achmad Albar tetap memilih bersama Godbless sampai saat ini.

Tahun 1973 Clover Leaf merilis singel terakhir mereka “Woman/If You Meet Her” (Imperial 5C 006-24695), sekaligus merupakan penutup dari perjalanan karir Clover Leaf dan petualangan Achmad Albar yang mengesankan sebagai seorang pop superstar di Negeri Belanda.

1 komentar:

Joe Surjoseputro mengatakan...

Waktu Suzi Quatro main di Jakarta (sekitar tahun 1976 / 1977) dia pernah bilang kalau dirinya tertarik dengan vokal Achmad Albar(God bless sebagai band pembuka) sejak dari Clover Leaf.

Posting Komentar

SAHABAT ROCKERS © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute