seorang kawan mengirimkan sms kepada saya untuk membuat sebuah catatan mengenai "gerilya bawah tanah".jujur,sampai saya mengetik ini saya masih bingung apa yang akan saya tuliskan.karena terus terang memori yang ada di otak saya sudah penuh dengan tagihan-tagihan yang harus saya selesaikan dalam waktu dekat ini,sehingga memori tentang "gerilya bawah tanah" banyak yang terhapus.apalagi saya sudah tidak ingat lagi kapan semuanya ini dimulai.......
masih dalam kebingungan.......................
diam sebentar,sambil saya hidupkan pemutar lagu di komputer,"winamp".saya memilih album "the bend"nya radiohead,mungkin ini bisa membantu memulihkan memori ingatan saya,karena sepertinya dari album ini saya bisa mulai mengingat kembali masa-masa awal itu.
kunyalakan sebatang rokok mild kesukaanku sembari ditemani secangkir kopi cream hangat yang sudah dipersiapkan oleh istri tercinta,sambil tetap berusaha memacu space yang ada di dalam mikrokosmos.....................
track "sulk" mengalun dengan indahnya.sambil perlahan-lahan terus kuhisap rokok hingga tak terasa telah habis sebatang....namun memori itu belum juga muncul................
track "street spirit(fade out)" mulai berkumandang,memoriku mulai bergerilya mencari arsip-arsip yang sudah berserakan di dalam folder-folder otakku dan tiba-tiba sebuah lubang di dalam mikrokosmos menganga lebar,menarik keras tubuhku hingga tanpa terasa aku berada di sebuah tempat dan waktu yang berbeda...............
lagu itu masih mengalun,namun di tempat ini diputar di sebuah pemutar kaset pita alias tape recorder.handphone yang aku selipkan di saku celanakupun lenyap.dihadapanku telah duduk 2 orang yang sedang larut dalam sebuah percakapan yang cukup serius.oh,ternyata aku sekarang baru ingat,tempat ini adalah rumah hendrik a.k.a gethuk yang telah mengirimi aku sms.duduk di sebelahnya adalah rizal.ya,ini adalah tahun 1998.dimana saat itu tape recorder adalah stuff wajib buat para pecandu musik.tukar-menukar kaset pita adalah sebuah tradisi,sedangkan mendengarkan kaset album baru band pujaan secara kolektif adalah badai serotonin yang sangat kami nantikan.di depan kami ada beberapa tumpukan newsletter,fanzine,katalog dan beberapa surat yang baru di dapat hendrik dari beberapa kawan di luar kota.diskusi kamipun berlanjut,kadang diselingi joke-joke khas anak muda saat itu.dan ternyata tanpa terasa aktifitas seperti ini saya lakukan hampir 6 tahun di sela-sela waktu senggang saya selain studi di institusi formal.tempatnya pun bergantian.biasanya kalau tidak di rumah gethuk,ya di rumah rizal.anggotanya juga kadang lumayan banyak.kadang bisa 5 sampai 10 orang.selain dua tempat ini,ada juga tempat yang cukup nyaman yaitu di rumah kost bang yudo cacing,pendatang dari surabaya yang menempuh studi di fakultas ekonomi universitas negeri jember,yang terletak di jl.mastrip no.11.tempat inilah yang nantinya akan menjadi tempat bersejarah dalam pergerakan underground jember.sebuah tempat yang telah memecah dinding pembatas antara mahasiswa,kaum intelektual yang dianggap sebagai agen perubahan dengan berandal kampung yang dianggap sebagai sampah masyarakat.
boleh dikatakan ini adalah sekolah kedua saya,walaupun awalnya terkesan main-main.tapi dari sinilah saya mulai belajar berproses hingga menjadi saya yang seperti sekarang ini.mungkin dari tradisi inilah "gerilya bawah tanah" dilahirkan...............
giliran track "planet telex" berdendang.ingatanku mulai pulih.atmosfir dari lagu ini semakin membawa anganku melayang ke masa-masa itu.untuk sementara memori tagihan-tagihan mengendap di dalam recyle bin otakku..................
"layar hitam mulai dibuka..........."
panggung musik underground rock di kota jember,memang boleh dikatakan tidak berjalan secara regular.hal ini disebabkan kurang diapresiasinya musik underground rock oleh masyarakat jember.suatu hal yang wajar mengingat jember adalah sebuah daerah yang sektor ekonominya masih tergantung pada bidang agraris,dimana sebuah budaya yang "kebarat-baratan" masih dinilai tabu.padahal underground rock lahir dari generasi muda yang ada di barat sana sebagai bentuk penolakan terhadap budaya mereka sendiri yang dinilai banyak kepincangan.neo liberalisme yang didengungkan oleh pihak imperialime barat telah melahirkan budaya kompetisi yang tidak sehat di bidang ekonomi.pasar dunia yang dibentuk oleh badan-badan ekonomi dunia hasilnya hanya diserap oleh segelintir orang,sedangkan sebagian besar hanya dijadikan objek konsumen atau bagian dari proses produksi dan distribusi.budaya pengembangan ekonomi secara swadaya perlahan-lahan mulai ditinggalkan dan tunduk kepada badan ekonomi dunia.hal inilah yang membuat mengapa underground rock berkembang cukup pesat di negara-negara dunia ketiga,termasuk indonesia yang menjadi sampah budaya dari neo liberalisme.jadi sangatlah naif,jika underground rock hanya dinilai sebatas budaya latah,seperti produk budaya barat instant lainnya yang datang dan pergi hanya untuk pengerukan keuntungan semata,karena dari kemunculannya sampai sekarang underground rock telah melalui proses budaya yang sangat panjang tanpa mengenal batasan timur atau barat.begitu juga kedatangan underground rock di kota jember bukan semata-mata produk budaya yang hanya dinikmati tanpa mau belajar untuk menggali esensinya,dari beberapa individu yang ada dan mencoba untuk tetap bertahan,telah menjadikan underground rock sebagai pilihan hidup.sebuah pilihan yang mungkin menjadi mimpi buruk buat para orang tua.bahkan membuat geram para pihak aparat karena aktifitas massa underground rock yang dinilai tidak sesuai dengan etika budaya masyarakat.
memang,disadari atau tidak disadari,mulai awal kemunculannya,underground rock telah menjadi satu ancaman buat mereka yang tidak siap dengan perubahan budaya.hal ini bisa dilihat dari sejarah perjalanan panggung musik underground rock.pada tahun 1973 di sebuah panggung bertajuk "malam show musik undergound" akhir bulan september di gedung olah raga 10 november,alm.ucok aka harahap,frontman dari band rock "aka",surabaya sempat dicekal karena melakukan atraksi panggung yang waktu itu dinilai diluar batas kewajaran.hal serupa juga sempat terjadi di jember awal tahun 1998.saat band punk jember,"w.n.a" tampil di event kampus,"jambore band" beberapa kompi aparat datang dengan alasan mengamankan mereka karena melakukan aksi pengrusakan equipment panggung.padahal equipment yang dirusak oleh mereka jelas milik pribadi.dampak dari kejadian ini,beberapa rental studio musik di jember memboikot band-band underground rock dengan alasan sering melakukan pengrusakan alat-alat musik.yang lebih mengejutkan lagi,karena atraksi panggung andy cola,vokal dari band black metal jember,"leptodus",melakukan aksi yang sangat mengerikan dan mungkin satu-satunya di indonesia,mencoba bunuh diri di panggung dengan menyilet urat nadi tangannya,yang berdampak pada pencekalan band-band underground rock di panggung-panggung musik kampus jember saat itu.padahal,gelombang underground rock waktu itu datang sebagai bentuk counter-culture terhadap budaya musik rock mainstream yang sudah didominasi dengan konspirasi dan penuh kepalsuan.kita bisa melihat ketika era panggung festival musik rock dipenuhi oleh band-band pesolek berkompetisi unjuk gigi kebolehannya mengcover lagu-lagu top 40 rock yang sudah ditentukan oleh panitia di depan dewan juri hanya untuk mendapatkan pengakuan atau penghargaan semu.yang terjadi disini sebetulnya ada pengkebirian kreatifitas terhadap musisi atau band rock saat itu.rock telah kehilangan esensinya dan hanya menjadi media popularitas.
berangkat dari kejadian di atas dan maraknya panggung musik underground rock di berbagai kota di indonesia khususnya kota-kota besar seperti jakarta,bandung,malang,jogyakarta dan denpasar sebagai bentuk perlawanan budaya,maka dengan komunitas yang sudah terbentuk,para pelaku musik underground rock jember membuka wacana untuk mengadakan pertunjukan panggung sendiri.dimulai oleh para penggila musik metal yang dimotori oleh andy botol(waktu itu masih bergabung dengan band legenda death metal jember,desecration),bersama komunitasnya,"sacrificial corpses" mengadakan event "jember bising" untuk pertama kalinya pada pertengahan tahun 1998.selang beberapa bulan kemudian,dari komunitas penggila musik punk/hardcore,"total riot community" lahirlah sebuah event yang nantinya akan menjadi sebuah budaya tradisi,yang kemudian diteruskan oleh generasi gelombang berikutnya,komunitas "gerimis diskolektif".
......."gerilya bawah tanah"..........
untuk pertama kalinya,"gerilya bawah tanah" diadakan di sebuah gudang kecil atau bengkel musik milik unit kegiatan mahasiswa kesenian universitas muhammadiyah jember dengan menggunakan dana patungan dari registrasi band yang akan tampil dan uang kas yang terkumpul.fasilitas sound system yang disuguhkan waktu itu boleh dikatakan belum memenuhi standard.bayangkan,sound system baru didapatkan beberapa jam sebelum event digelar.penyebabnya,orang studio musik yang dipercaya untuk menangani masalah ini menghilang entah kemana.pihak panitia dibuat kelabakan.untungnya 9 jam sebelum acara dimulai,ada rekomendasi dari seorang teman yang intens di showbiz panggung musik dangdut kelas amatir,sehingga masalah sound system dapat teratasi.band-band yang tampil pada event pertama ini yaitu : w.n.a ( crust punk ),brain deffect ( death metal ),criminal vagina ( porno grind ),reckless ( punk rock ),ex-pispot ( punk rock ),distortion of the fact ( metal hardcore ), no war ( punk rock ), revolution inside ( hardcore ),devastated ( crust punk ) dan lain-lain.terasa sekali semangat yang dimiliki oleh band yang tampil ataupun apresiasi massa yang datang untuk menonton.sampai gudang kecil yang dipakai tidak bisa menampung semua yang hadir di tempat ini.acarapun berlangsung cukup tertib dan selesai tepat pada waktunya.sebuah momentum yang tidak bisa dilupakan.sebuah awal yang akan melahirkan individu-individu berpotensi pada bidang masing-masing tanpa kehilangan semangat independensinya.dari event ini pula etos do-it-youself bukan hanya sekedar wacana.secara tidak disadari,sebuah virus telah mulai disebarkan oleh generasi muda yang haus akan perubahan.
pasca event "gerilya bawah tanah I",produktivitas mulai tampak.stuff-stuff mulai aktif dikerjakan,baik secara individu ataupun kolektif.dari yang hanya menyebarkan leaflet fotokopian sampai pembuatan album rekaman minimalis.zine-zine juga mulai berkembang sangat pesat saat itu.squad,untuk menyebutkan sebuah tempat untuk berkumpul disentralkan di sebuah rumah kost-kostan yang terletak di jl.mastrip no.11.sempat terjadi perbedaan pendapat di dalam komunitas,mengenai keterlibatan beberapa individu yang aktif bergerak dalam politik praktis sebagai bentuk aplikasi dari apa yang disebut "resistansi".namun hal ini tidak membuat underground rock di jember terpecah belah.malah menunjukkan bentuk kesolidan walaupun berdiri dengan beragam macam perbedaan.inilah yang membedakan underground rock dengan komunitas lainnya di jember.pembangunan ekonomi secara mandiri mulai digerakkan dengan menjual souvenir,zine,album rekaman ataupun merchandise dengan cara lapak di beberapa jalan raya yang berada di pusat kota.panggung-panggung musik underground rockpun mulai marak dengan mengangkat tema-tema sosial yang sedang hangat dengan penyikapan yang berbeda,seperti orde reformasi,isu rasial dan kebijakan ekonomi pemerintah.sebuah fenomena di dunia seni musik jember yang mungkin hanya komunitas underground rock yang melakukannya saat itu.
ditengah-tengah produktivitas yang sangat pesat,pada awal tahun 2000 beberapa individu di dalam komunitas total riot community mulai menggagaskan kembali event "gerilya bawah tanah" yang kedua.perundinganpun dilakukan dengan berpindah-pindah tempat seperti tradisi awal event ini dilahirkan.cukup lama persiapan yang dibuat,kurang lebih memakan waktu 3 bulan.mungkin dalam event inilah semangat individu-individu dalam komunitas terlihat berapi-api.lebih dari 40 individu terlibat langsung dan bekerja cukup baik dengan job descriptionnya masing-masing.padahal sebagian besar dari mereka belum pernah terlibat dalam pengorganisiran sebuah event.secara tidak langsung event "gerilya bawah tanah" kedua ini memberikan semacam edukasi dengan kesadaran murni tanpa adanya paksaan.untuk pengurusan perizinan tempat,total riot community menggandeng ukm kampus yang ada di universitas negeri jember yakni bahana justisia dari fakultas hukum.
dari penggalangan dana,uang kas dan registrasi band yang akan tampil,ternyata mendulang rupiah yang sangat besar.sehingga sangat memungkinkan sekali membuat sebuah event yang spektakuler.dari mengundang band-band luar kota yang sudah familiar dikalangan underground rock,seperti:"the babies" (malang punk rock),"perish" (malang black metal),"sid groove" ( sidoarjo cross over ),sampai penggunaan sound system berkapasitas ribuan watt.malah rencananya waktu itu mau mendatangkan tiga band jogya yaitu:"technoshit" ( elektronik punk ),"black boot" ( punk rock ) dan "sukar maju" ( dangdut punk ) yang saat itu cukup populer di komunitas musik underground indonesia.tapi sayang mereka berhalangan untuk hadir karena aktifitas mereka yang cukup padat.massa penonton yang datang mungkin terbesar dalam sejarah panggung musik underground rock di jember.dari tiket sebanyak 500 lembar habis terjual,belum termasuk penonton yang masuk tanpa tiket.sebuah pembuktian dan pengalaman berharga yang bisa dijadikan proses pembelajaran untuk langkah berikutnya bahwa keseriusan dan bekerja secara profesional,bagaimanapun bentuknya akan membuahkan hasil yang maksimal,walaupun underground rock adalah kaum minoritas diantara masyarakat jember.
track "fake plastic tress"....................
tahun 2002 adalah masa dimana underground rock mengalami titik jenuh,berjalan stagnan tanpa ada progres yang nyata.beberapa individu dihadapkan pada realitas hidup.mereka yang umumnya kaum pendatang di kota jember,satu persatu hengkang meninggalkan komunitas yang sudah dibangun dengan susah payah ini.squad yang ada di jl.mastrip no.11pun ditutup.sebagian lagi masuk ke dalam proses alamiah dari drama kehidupan manusia,menikah,bekerja dan beberapa mengadu nasib di perantauan.infrastruktur yang dulunya solid pecah menjadi kepingan elemen organ-organ kecil.kerasnya realitas hidup mau tidak mau memaksa kami untuk ambil bagian dalam sistem yang sebenarnya kami benci.dilematis,bahkan kadang membuat kami terpuruk,membujur kaku dalam kantung-kantung plastik produk instant yang kita beli di supermarket.perlahan-lahan suara perlawanan yang dulu lantang kami teriakan di atas panggung ataupun saat demonstrasi,kini hanya terdengar seperti jargon-jargon iklan masyarakat di televisi.sekarang kami sudah menjadi bagian dari mereka.bekerja,bekerja dan bekerja...beli,beli dan beli...dan tanpa terasa kita sudah bisa menikmatinya.............
".....sebuah bunuh diri yang sempurna........"
track "high and dry"...............
"regenerasi dalam komunitas underground rock dimulai............."
beberapa individu yang tersisa mencoba untuk tetap bertahan dan membangun kembali organ-organ baru.salah satunya adalah gerimis diskolektif yang merupakan embrio dari organ yang dulunya bernama freepass (front generasi pasifist).organ inilah yang akhirnya menyelamatkan tradisi budaya "gerilya bawah tanah" sampai fase lima yang baru saja diselenggarakan pada tanggal 15 november kemarin.
di satu sisi,panggung musik di jember mengalami perubahan.dari yang semula dipenuhi oleh band-band top 40,kini marak dengan band-band yang mengaku sebagai band indie.hal ini dampak dari semangat independen,yang awalnya didengungkan oleh komunitas underground rock,mulai diadopsi oleh komunitas-komunitas lain seiring dengan banyaknya band-band underground rock yang masuk jalur arus utama dan media massa yang mulai ramai mengupas hal-hal yang berbau "indie".pada saat itu,musik underground mulai menampakkan varian-variannya.dari yang dulu hanya didominasi oleh band-band musik cadas,kini mulai merambah pada musik pop eksentrik.strategi pemasaran stuff-stuff mulai tampak semakin profesional.hal ini membuat perusahaan rekaman-rekaman besar merasa terancam.jebakan-jebakan mulai dipasang.mereka membentuk tim pencari bakat dengan mengadakan semacam ajang kompetisi untuk mencari bibit-bibit baru dengan harapan rupiah tetap mengalir di kantongnya.definisi "indie" dibuat semakin tidak jelas oleh beberapa pelaku dalam komunitas underground yang mementingkan kepentingannya sendiri.yang terjadi akhirnya ada semacam jurang antara band underground yang berusaha mempertahankan tradisi "indie" sesuai awalnya dengan band indie yang melihat "indie" hanyalah jalan awal menuju arus utama.komunitas musik underground di jember terpecah lagi menjadi beberapa kelompok-kelompok kecil yang bertebaran di tiap-tiap sudut kota.sesuatu yang tidak bisa dipungkiri mengingat pilihan kembali kepada diri kita masing-masing.tidak ada hak buat kita untuk mengklaim kitalah yang paling benar karena hal semacam ini akan membuat komunitas yang sudah minoritas ini bertambah minor lagi.
alangkah indahnya jika kita bisa berjalan bersama kembali tanpa melihat perbedaan yang ada dan membuat jember menjadi "rumah" yang nyaman buat kawan-kawan luar kota yang singgah di kota ini.biarlah komunitas underground rock berjalan sesuai dengan hukum seleksi alam dan waktulah nanti yang akan membuktikan siapa yang tetap akan bertahan walaupun dengan puing-puing integritas yang terakhir.
"perang itu ternyata tidak akan pernah dimenangkan..........."
track "nice dream" mengalun indah,mengiringi angan melayang terbang dalam surga ketujuh,dimana perjalanan yang terlewati,semuanya terlihat sempurna.hitam putih kehidupan melebur menjadi warna pelangi melingkar di dalam jiwa yang sudah lama terpasung oleh hirarki dunia.
semoga "gerilya bawah tanah" tetap bisa menjaga surga itu.............